KM.UMSINI, BERLAYAR

KM.UMSINI, BERLAYAR



Di balut kesibukan penumpang
Berjalan mencari tempat tidur
Aku duduk di kursi kantin kapal
Merenungi Indonesia nan jauh di sana.


Hiruk piruk politik memanas sampai ke pelosok
Membuat ku terpukul keras dalam dada
Sedangkan gelombang menunjukkan arah indonesia yg sebenarnya 
Ke mana langkah yg tak pasti ini ku berlayar.


Keheningan malam tak bercahaya
Bintang bintang cantik pun selalu menawan
Membuat ku kembali mengingat 
Sosok seorang pejuang tulen asal Cina yang diberinama Gie
Melawan kezaliman.


Kini masih berlayar panjang 
Di selat madura kumeratapi kembali
Merenungkan dengan meneteskan air mata
Tanah air Indonesia yang di perkosa oleh masyarakat nya sendiri.


Kau di pilih untuk menjadi contoh baik
Malah kau hianati pemberian para leluhur
Bukan lagi kita bicara keadilan
Tapi nyatanya pengkerdilan massa dengan omongan halus.


Umsini masih bergelombang 
Samudra menggerogoti ku
Mengajak berfikir keras walau tak dengan konsentrasi 
Sedangkan ciuman ombak di bibir kapal masih terus berlangsung.


Indonesia tanah parah pejuang
Kini suda menjadi budak 
Negeri yang kaya akan alamnya
Hampir punah di makan rezim.


Puing puing kerajaan hanya menjadi cerita mitos
Generasi menjadi apatis
Melihat politik praktis
Hanya dengan teknologi yang sadis.


Di mainkan oleh segerombolan penguasa
Menjadi indonesian menuju jalan kesesatan
Memperbudak generasi dengan kata kata yang logis
Untuk menuju mental korupsi.


Umsini bergelombang
Antara kapten dan ABK 
Menuju daratan singga sana
Melaju melawan arus imperialis.


Malam semakin larut
Kopi hitam suda kembali dingin
Mata suda tidak menjadi sahabat
Sedangkan penumpang menangis melawan dingin.


Aku tetap menulis dengan kata kata yang rancu 

Tentang Indonesia yg di perkosa
Dengan dalih kesejahteraan 
Kini melawan lupa.


Anak Kandung negeri menderita
Eksploitasi meraja lela
Hanya dengan amanat UUD
Mereka tak berlaku adil.


Umsini menggugat. 
Sajak malam ini. 
25 Desember 2020

#Chandra_Leki

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IRONI MAHASISWA ZAMAN SEKARANG: KRITIS DIMEDIA SOSIAL, APATIS DIDUNIA NYATA.

KENAPA ADA BANYAK BAHASA DIDUNIA

DI UJUNG PULAU: Tekad Siswa MIS Kangge Meraih Ilmu di Tengah Keterbatasan Internet.