Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2025

PADA REMANG, KOPI DAN KELUH.

Gambar
  Pada remang, temanku hilang Pada temaram, sahabatku tenggelam Haha... di mana kini kamu berada? Kucari namamu di sudut kedai, tak kunjung kutemui ••• Aduhai, kemanakah kau pergi? Seperti uap kopi yang mengepul, lalu sirna Seperti keluh dalam hening malam, tak bersuara Seperti tawa yang dahulu riuh, kini sunyi ••• Aduh... ke mana sih? Kemana kamu? Padahal kita pernah bertukar resah Menyeruput pahit, berbagi gelisah Merangkai obrolan serupa puisi resah ••• Aku merindukan sesi ngopi kita Di sudut kedai, bercengkerama, menertawakan dunia Tapi kini, hanya cangkir kosong dan sunyi Menanti seseorang yang tak kunjung kembali.

IRONI MAHASISWA ZAMAN SEKARANG: KRITIS DIMEDIA SOSIAL, APATIS DIDUNIA NYATA.

Gambar
  "Kesadaran tidak hilang oleh zaman, tapi dibentuk oleh sistem. Saatnya bangkit, bukan sekadar berkomentar." Mahasiswa sejak dulu dikenal sebagai garda terdepan dalam menyuarakan aspirasi rakyat. Namun, kini muncul fenomena yang bertolak belakang dengan peran historis tersebut. Banyak mahasiswa yang tampak kritis dan idealis di media sosial, tetapi di dunia nyata mereka justru apatis dan tidak bertindak. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah semangat pergerakan mahasiswa benar-benar telah sirna, atau justru mereka sengaja dibentuk agar kehilangan keberanian untuk bersuara? Jika mahasiswa mencoba berbicara atau bertindak, respons masyarakat justru sering kali meremehkan mereka. Komentar seperti "Cari muka, pencitraan, ingin terkenal" menjadi stigma yang melekat pada mahasiswa yang berani bersuara. Sementara itu, ketika mereka diam dan fokus pada akademik serta karier, masyarakat malah bertanya, "Ke mana mahasiswa yang dulu berani turun ke jalan seperti t...